BAB I
SISTEM NUMERASI
A. PENDAHULUAN
Teori
tentang bilangan telah menarik perhatian ilmuan selama ribuan tahun, paling
sedikit sejak 2500 tahun yang lalu. Sebagai salah satu cabang matematika teori
bilangan dapat disebut sebagai Aritmetika lanjut (Advenced Aritmetics) karena berkaitan dengan sifat-sifat bilangan
asli.
Sistem
numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan.
Lambang yang menyatakan suatu bilangan dinamakan numeral atau lambang bilangan.
Banyaknya
suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam lambang
bilangan, tetapi suatu lambang bilangan hanya menunjukkan pada satu bilangan
saja.
Sampai
sekarang kita mengenal bermacam-macam sistem numerasi, diantaranya sistem
numerasi Ijir, Mesir Furba, Babylonia, Alphabet Yunani, Cina-Jepang, Maya,
Romawi, Attika dan Hindu Arab.
B. SISTEM NUMERASI IJIR
Perhitungan
yang paling terdahulu dan sederhana adalah perhitungan dengan memakai sistem
korespondensi 1-1, sistem ini dinamakan sistem numerasi Ijir (Tally). Caranya
dengan memakai goresan atau memakai tongkat untuk satu objek yang dihitung.
Contoh
sistem numerasi Ijir :
a. Bila
seseorang memiliki 3 ekor sapi maka ia akan membuat goresan sebanyak 3 goresan
atau dengan menyusun tongkat sebanyak 3 buah, yaitu :
b.
Jika
dalam sebuah keluarga 3 ekor kambing ayangnya digabungkan dengan 4 ekor kabing
anaknya maka mereka akan membuat goresan sebanyak 7 goresan atau menyusun
tongkat sebanyah 7 buah, yaitu :
C.
SISTEM
NUMERASI MESIR KUNO
Sekitar
3400 SM bangsa Mesir telah mengenal tulisan Hieroglyphcs
(tulisan Mesir Kuno). Tulisan ini mereka tulis pada batu, papyrus, kayu,
barang pecah belah dan lain sebagainya. Posisi atau tempat dari setiap lambang
bilangan tidak mempengaruhi nilai dari suatu bilangan.
Lambang-lambangnya
sebagai berikut :
1
= 100 = tongkat (stroke)
10
= 101 = tulang tumit (heel
bone)
100
= 102 = gulungan surat (scroll)
1000
= 103 = bunga teratai (lotus
flower)
10.000
= 104 = jari telunjuk (a
pointing pinger)
100.000
= 105 = ikan burbot (burbot
fish)
1.000.000
= 106 = orang astronis (astronished
man)
Contoh sistem numerasi
Mesir Kuno :
a. 4
=
b. 22
=
atau
c.
123 =
atau
D. SISTEM NUMERASI
BABYLONIA
Bangsa
Babylonia telah mengenal angka sekitar 2000 – 200 SM. Angka yang mereka gunakan
hanya mempunyi dua lambang bilangan dasar yaitu :
Posisi
dari setiap lambang bilangan tidak boleh dirubah karena akan mempengaruhi nilai
dari bilangan tersebut. Dimana sistem numerasi ini merupakan sistem numerasi aditif yang dipadukan dengan sistem
posisi (nilai tempat).
Tulisan
Babylonia ini disebut juga Cunieform
yang biasa ditulis pada tanah liat dengan menggunakan ujung tongkat.
Ada
beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam penulisan sistem numerasi
Babylonia, diantaranya :
1.
Untuk menyederhanakan penulisan lambang bilangan, digunakan
simbol pengurangan. Simbol tersebut adalah “ “
2. Untuk
bilangan yang lebih besar dari 60 digunakan bilangan dasar 60.
3. Untuk
menghindari kekeliruan dipakai tanda selang. Tanda selang tersebut adalah “ ͝ “
Contoh
sistem numerasi Babylonia :
a.
23 =
b.
37 =
c. 81
= 1. 601 + 20 + 1
d.
62 = ͝ = 1 . 601 + 2
e.
3602 = ͝ ͝ = 1 . 602 + 0 . 601
+ 2
f.
4000 = ͝ ͝ = 1 . 602
+ 6 . 601 + 40
E. SISTEM NUMERASI
ALPHABET YUNANI
Sekitar
tahun 450 SM bangsa Ionia dari Yunani telah mengembangkan suatu sistem numerasi
yaitu Alphabet Yunani yang terdiri dari 27 hurup. Bilangan dasar yang mereka
gunakan adalah 10.
Hurup-hurup
alphabet tersebut mempunyai nilai-nilai sebagai berikut :
1
=
= alpha
2
=
= betha
3
=
= gamma
4
=
= delta
5
=
= epsilon
6
= ζ = obselet digamma
7
= ϟ = zetta
8
= η = etta
9 = θ = theta
10 = ι = iota
20 = κ = kappa
30 = λ = lamda
40 = μ = mu
50 = ν = nu
60 = ξ = xi
70 =ο = omicron
80 = π = pi
90 = ϙ = obselet
kappa
100 = ρ =
rho
200 = σ =
sigma
300 = τ =
tau
400 = υ =
upsilon
500 = φ =
phi
600 = χ = chi
700 = ψ =
psi
800 = ω =
omega
900 = Ϡ =
obselet sampi
Ada
beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam penulisan sistem numerasi
Alphabet Yunani, diantaranya :
1. Untuk
menyatakan ribuan, di atas sembilan angka dasar yang pertama dari α sampai θ
dibubuhi tanda aksen ( ‘ ).
2. Untuk
kelipatan 10.000 dinyatakan dengan meletakkan angka yang bersangkutan di atas
tanda M.
Contoh sistem numerasi Alphabet
Yunani :
a. 15
= ι ε
b. 726
= ψ κ ζ
c. 8000
= η’
d. 10.000
=
F. SISTEM NUMERASI CINA
Angka
tradisional Cina – Jepang menggunakan pengelompokkan dengan bilangan dasar 10.
Di samping itu sistem angka ini juga mempunyai sistem pengelompokkan perkalian (multiplikatif).Keunikan dari sistem
numerasi Cina yaitu penulisannya dari atas ke bawah.
Lambang-lambangnya
sebagai berikut :
1
= ─
= ichi/chi
2
= ═
= ni/ji
5
= = go
9
= = kyu
Contoh sistem numerasi
Cina :
a.
5624 = (lima)
(puluh)
b.
4315 =
(empat)
(ribu)
(ratus)
(lima)
Pada
contoh 4315, koefisien puluhnya yaitu satu (1) tidak ditulis. Bilangan tersebut
ditulis empat ribu tiga ratus puluh lima yang artinya sepuluh ditambah dengan
lima. Sehingga dibaca empat ribu tiga ratus lima belas.
G. SISTEM NUMERASI MAYA
Sistem
numerasi Maya ditemukan pertama kali oleh Franscisco de Cordoba pada tahun 1517
M di kota Mexico tepatnya di daerah Jukatan. Keistimewaan dari sistem numerasi
Maya ini adalah telah memiliki lambang bilangan nol.
Lambang
dari sistem numerasi Maya ini berupa garis dan noktah. Simbol-simbol dasar yang
dipakai dalam sistem numerasi maya adalah sebagai berikut :
0
=
1
= •
2
= ••
3
= •••
4
= ••••
5
=
6
= •
7
= ••
8
= •••
9
= ••••
10
=
11
= •
12
= ••
13
=•••
14
= ••••
15
=
16
= •
17
= ••
18
= •••
19
= ••••
Ada
beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam penulisan sistem numerasi Maya,
diantaranya :
1. Untuk
bilangan yang lebih kecil dari 19 dipakai bilangan dasar 20.
2. Untuk
bilangan-bilangan yang lebih besar lagi dipakai bilangan dasar : (18 . 20), (18
. 201), ... , (18 . 20n).
3. Ditulis
dari atas ke bawah.
Contoh
sistem numerasi Maya :
a. 40
= 2 . 20 + 0 = ••
b.
245 = 12 . 20 + 5 = ••
c. 43.486 = 6 . (18 . 202)
+ 0 . (18. 201) + 14 . 20 + 6 =
•
H. SISTEM NUMERASI ROMAWI
Sistem
numerasi Romawi sudah ada sejak tahun 260 SM. Sistem numerasi Romawi yang ada
sekarang merupakan modernisasi dari sistem yang lama. Misalnya lambang IV
sistem lamanya
. Sistem numerasi Romawi menggunakan
bilangan dasar 10.
Lambang-lambang
dasarnya adalah :
1
= I
10 = X
100 = C
1000 = M
5 = V
50 = L
500 = D
Ada
beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam penulisan sistem numerasi Romawi,
diantaranya :
1. Bila
satu angka terdiri atas dua lambang dasar maka nilai bilangan yang ditunjukkan
adalah :
·
Sama dengan jumlah
nilai kedua bilangan itu jika lambang dari nilai yang paling tinggi terletak di
sebelah kiri.
·
Sama dengan selisih
nilai kedua bilangan itu jika lambang dari nilai yang paling tinggi terletak
disebelah kanan.
·
Lambang bilangan yang
sama jika ditulis berurutan paling banyak 3 angka.
2. Pengurangan
mempunyai aturan sebagai berikut :
·
I hanya dapat
dikurangkan dari V dan X
·
X hanya dapat
dikurangkan dari L dan C
·
C hanya dapat
dikurangkan dari D dan M
3. Untuk
menuliskan bilangan yang lebih besar dipakai sistem perkalian yang ditunjukkan
dengan tanda tertentu, yaitu :
·
Sebuah strip (ruas
garis) di atas lambang bilangan tertentu menunjukkan nilai yang sama dengan
1000 kali nilai bilangan itu.
·
Dua buah strip di atas
lambang bilangan tertentu menunjukkan nilai yang sama dengan sejuta kali
bilangan itu.
Contoh
sistem numerasi Romawi :
a. VI
=
5 + 1 = 6
b. IV = 5 –
1 = 4
c. 40 = 50
– 10 = XL
d. 49 = (50
– 10) + (10 – 1) = XLIX
e.
= 10 . (1.000) = 10.000
f.
= 50 . (1.000.000) = 50.000.000
I. SISTEM NUMERASI ATTIKA
Sistem
numerasi Attika berkembang sekitar abad ke-3 SM. Tulisan ini ditemukan di
daerah reruntuhan Yunani yang bernama Attika. Lambang-lambangnya memakai
bilangan dasar 10.
Lambang-lambangnya
adalah :
I = 100 = 1
H = 102 = 100
X = 103 = 1000
M = 104 = 10.000
Lambang bilangan untuk
nol belum ada, yang ada adalah lambang yang digunakan sebagai penyingkat yaitu
“ ┌ “
yang artinya 5.
Contoh numerasi Attika :
a.
=
= 50
b.
II
= 27
c.
= 55
d. XXH
IIII
= 2.143
e.
MMXXX HHH
II = 63.729
J. SISTEM NUMERASI HINDU
ARAB
Pada tahun 775 M wilayah kekuasaan Arab terpecah menjadi
2 wilayah yaitu wilayah bagian barat yang berpusat di Cordoba dan wilayah
bagian timur yang berpusat di Bagdad.Dengan sendirinya perkembangan ilmu
pengetahuan dan peradabannya berbeda termasuk tulisan arab dan numerasinya.
Sistem numerasi Arab yang kita kenal sekarang adalah yang
berasal dari numerasi Arab wilayah bagian timur. Keistimewaan dari numerasi
Atab ini adalah telah menggunakan sistem posisi dengan bilangan dasar 10. Walaupun
penulisan dengan hurup Arab dari kanan ke kiri, tetapi untuk penulisan lambang
bilangan tetap dari kiri ke kanan.
Lambang-lambangnya adalah :
Hindu Arab
|
Arab Timur
|
Arab Barat
|
1
|
۱
|
ﺍ
|
2
|
۲
|
ג
|
3
|
۳
|
נ
|
4
|
٤
|
ל
|
5
|
۵
|
5
|
6
|
٦
|
6
|
7
|
۷
|
7
|
8
|
۸
|
8
|
9
|
۹
|
9
|
10
|
۱۰
|
۱۰
|
Contoh numerasi Arab :
a. 234
= ۲۳٤
b. 2864
= ۲۸٦٤
c. 6589
=٦۵۸۹
SOAL LATIHAN :
1. Ubahlah
bilangan-bilangan di bawah ini ke dalam sistem numerasi berikut ini :
a. Sistem
Numerasi Ijir (Tally)
b. Sistem
Numeasi Mesir Kuno
c. Sistem
Numerasi Babylonia
d. Sistem
Numerasi Alphabet Yunani
e. Sistem
Numerasi Cina – Jepang
f. Sistem
Numerasi Maya
g. Sistem
Numerasi Romawi
h. Sistem
Numerasi Attika
i.
Sistem Numerasi Arab
12 234 1342 32417
24 135 3421 45325
45 654 4537 54321
65 456 6789 76589
98 897 9876 98765
2. Selesaikanlah
penghitungan di bawah ini :
a.
+
b.
-
c.
Kurangkanlah
III dari
I
d.
Jumlahkanlah
I dengan
H
I
e.
f.
g.
h.